Home Tips Modus Penipuan Online dan Cara Menghindarinya

Modus Penipuan Online dan Cara Menghindarinya

by Lara Nifa

Penipuan online saat ini semakin marak terjadi di masyarakat, apalagi dengan meningkatnya aktifitas daring karena pandemi sekarang ini. Segala kegiatan, mulai dari belajar mengajar, bekerja, meeting, transaksi perbankan dan masih banyak lagi hal yang dilakukan secara online.

Namun, Anda tetap harus waspada. Khususnya ketika berselancar di sosial media. Perketat keamanan akun Anda supaya tidak mudah untuk dibobol oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang selalu mencari celah untuk bisa melakukan modus penipuan.

Modus Dengan Foto Selfie Menggunakan ID Card

Swa photo ati selfie merupakan hal yang biasa dilakukan oleh banyak orang. Karena kecanggihan teknologi, melakukan selfie dengan KTP kerap kali dijadikan salah satu syarat ketika Anda ingin melakukan registrasi pada beberapa e-commerce atau e-wallet.

Namun, sayangnya hal ini banyak disalah gunakan oleh para pelaku penipuan. Kebanyakan mereka akan mengambil foto dari sosial media atau website. Karena itu berhati-hatilah ketika mengunggah foto di manapun.

Modus Via Whatsapp

Selanjutnya adalah penipuan via whatsapp, dengan mengirimkan link dari satu website buatan si penipu. Dimana ketika Anda mengklik alamat website tersebut, nantinya akan diarahkan ke sebuah halaman yang mengharuskan si korban mengisi formulir data diri untuk syarat menebus hadiah.

Jadi, jika tiba-tiba saja Anda mendapatkan pesan singkat pada WA dari nomor yang tidak Anda kenal. Maka, abaikan atau langsung hapus chat tersebut, jangan tergoda untuk membukanya. Sebab bisa saja didalamnya dipasangi virus atau malware yang dapat menyalin data dari ponsel Anda.

Modus SIM yang Harus Diganti

Swap fraud SIM merupakan salah satu modus penipuan yang akan mengambil alih sosial media korban maupun akun bank dengan memanfaatkan nomor SIM dari provider yang Anda gunakan. Para penipu biasanya akan melakukan penelusuran akun sosial media dari orang yang akan dijadikan korban, kemudian memperoleh data pribadi berupa nama lengkap, nama dari ibu kandung hingga tanggal lahir.

Ketika para pelaku memperoleh semua data yang diinginkan, nantinya si penipu akan menghubungi provider dan meyakinkan pihak operator jika Anda (korban) ingin mengganti nomor ponsel ke nomor yang baru. Jika sudah berhasil, maka akan dengan gampangnya mereka bertransaksi menggunakan akun perbankan Anda.

Modus Via SMS

Selanjutnya adalah modus penipuan via SMS. Ini termasuk cara klasik dari para penipu dan masih sering ditemukan hingga sekarang. Tentunya banyak sekali cara mereka untuk menipu para korban, SMS paling sering adalah mengatasnamakan e-commerce, bank, mama/ papa minta pulsa, kartu provider hingga tawaran pinjol.

Ciri umum dari penipuan jenis ini adalah SMS yang berisikan link dan mengajak korban untuk mengklik alamat tersebut atau bisa juga meminta korban untuk membalas pesan dengan menyertakan sebuah informasi terkait NIK, rekening, OTP atau CVV (nomor yang berada dibalik kartu kredit).

Modus Via Telepon

Anda jangan senang dulu bila mendapatkan panggilan masuk pada ponsel yang mengabarkan jika Anda memenangkan sebuah undian berhadiah dengan nominal puluhan atau ratusan juta rupiah. Anda harus waspada dengan modus penipuan yang satu ini.

Ciri-ciri dari modus penipuan via telepon ini sebenarnya sangat mudah untuk dikenali, yaitu mereka akan menelepon Anda dan mengkonfirmasikan bila korban berhasil memenangkan suatu undian. Bila ingin menebus hadiahnya, maka Anda harus memberikan kepada mereka nomor rekening tabungan atau nomor ponsel yang terdaftar di e-commerce dan e-wallet serta kode OTP yang dikirimkan ke nomor tersebut.

Jangan pernah percaya dengan hal tersebut, karena biasanya bila Anda memang memenangkan hadiah atau undian apapun yang berasal dari satu bank, e-commerce atau e-wallet. Mereka akan mengabarkan melalui aplikasi atau website resmi.

Modus Via E-Mail

Selanjutnya adalah modus penipuan melalui surel atau surat elektronik. Biasanya mereka akan mengirimkan sebuah pesan yang berisi alamat website (link) dan meminta Anda untuk meng-klik link tersebut, kemudian menggiring Anda ke halaman yang mengharuskan korban mengisi username juga kata sandi.

Rata-rata phising seperti ini akan berkedong, memenangkan undian, lowongan pekerjaan, upgrade data perbankan, online shop dan masih banyak lagi. Anda harus benar-benar waspada, terutama ketika mereka meminta Anda untuk mengisi data yang berkaitan dengan perbankan. Bisa-bisa data tersebut digunakan untuk membobol kartu kredit/ e-wallet/ e-commerce dan lainnya.

Modus Mengatasnamakan Bank

Modus yang satu ini juga kerap kali terjadi. Salah satu ciri umumnya ketika para penipu itu beraksi adalah dengan menelepon korban atau mengirimi pesan singkat, bisa melalui Whatsapp atau SMS kemudian mereka akan memberikan informasi bila Anda harus memperbarui atau upgrade data.

Penipuan jenis ini tujuan utamanya adalah untuk mengumpulkan data milik nasabah, misalnya seperti kata sandi dan username yang biasanya Anda gunakan untuk m-banking atau internet banking. Karenanya selalu waspada dan jangan begitu saja memberikan data pribadi Anda.

Related Posts