Home Belanja Mengenal Industri Thrifting: Bermula dari Donasi

Mengenal Industri Thrifting: Bermula dari Donasi

by Lara Nifa

Belanja baju – baju bekas kini telah menjadi salah satu trend yang sedang ramai dan  dilakukan oleh kebanyakan orang. Tiba – tiba saja, para  masyarakat dari berbagai kalangan ini lebih memilih untuk berbelanja baju bekas, atau yang dengan istilah sekarang atau bekennya, “thrift shopping”.

Melihat peluang yang sangat besar, banyak orang pun akhirnya memanfaatkan juga akan momen ini yang dapat mereka gunakan sebagai ladang untuk penghasil cuan. Yaitu dengan membuka usaha bisnis thrift shop atau juga dapat disebut dengan secondhand store, ataupun dalam Bahasa Indonesianya adalah toko baju bekas, namun bisnis ini kebanyakan dijalankan secara online.

Pakaian – pakaian yang banyak dijual dalam usaha atau bisnis inipun sangat beragam. Ada dari pakaian – pakaian model kuno yang dapat membuat gaya si konsumen menjadi model bak di tahun 90-an, pakaian – pakaian umum atau biasa, hingga baju baju langka yang mempunyai label vintage.

Biasanya untuk baju baju dengan tag vintage sendiri inipun harganya akan menjadi jauh lebih tinggi dan mahal. Hal ini dikarenakan baju baju vintage telah  dianggap sulit untuk dicari keberadaannya lagi. Lalu, apa sih sebenarnya makna dari istilah “thrift shop” dan sejarahnya? Mari kita bahas bersama-sama.

Kata thrift sendiri memiliki arti yang berarti adalah sebuah penghematan. Ia tidak akan hanya merujuk kepada pakaian saja, namun juga merujuk untuk barang-barang seperti contohnya alat – alat elektronik, alat –  alat rumah tangga, dan lain sebagainya. Hingga perkakas – perkakas yang masih apik atau bagus namun tidak pernah terpakai pun itu mempunyai nilai tersendiri yang ditujukan bagi para penggemar barang barang thrifting.

Siapa yang tidak akan tergoda, jika kamu tetap dapat tampil secara fashionable namun juga dapat memilikinya dengan harga yang sangat terjangkau? Lagipula, thrifting ini sendiri pun merupakan salah satu upaya yang sudah dilakukan sejak lama untuk dapat mengurangi fast fashion, atau yang lebih dikenal problematik.

Apa itu Industri Thrifting dan Bagaimana Mulanya?

Mari sedikit kita ulas mengenai awal mula thrifting ini sendiri. Kegiatan usaha jual beli barang bekas ini nyatanya telah dimulai di akhir abad ke-19. Pada saat itu harga dari pakaian – pakaian baru yang sangat murah dan sangat terjangkau telah dapat membuat masyarakatnya menerapkan budaya yang konsumtif. Pakaian pun telah  dianggap sebagai salah satu barang memiliki kegunaan satu kali pakai saja dan dapat langsung dibuang, sehingga hasil dari buangan tersebut akhirnya menjadi menggunung.

Ide awal yang didapat untuk mengumpulkan barang layak tidak terpakai ini telah berasal dari komunitas Gereja Protestan yaitu seorang yang bernama Salvation Army. Mereka akhirnya berinisiatif untuk menyumbangkan semua pakaian-pakaian (daripada membuangnya) kepada siapapun yang membutuhkan pakaian – pakaian tersebut. Thrifting akhirnya telah menjadi sebuah budaya yang secara lambat laun telah berubah menjadi sebuah bisnis usaha yang menguntungkan bagi banyak orang.

Online shop yang telah menjual barang-barang bekas kini juga kian menjamur dan berkembang semakin banyak serta besar. Jika dahulu kala orang akan merasa malu jika menggunakan atau mengenakan barang bekas, namun kini hal tersebut telah menjadi trend yang baru dan dapat diterima dengan tangan terbuka oleh para masyarakat di dunia. Banyak masyarakat yang memanfaatkan momen ini.

Tetapi, rupanya semakin lambat laun pun harga – harga dari barang bekas ini telah menjadi semakin meninggi. Para penjual telah mengatakan bahwa harga tersebut nyatanya telah sesuai dengan hasil jerih payah yang mereka lakukan dari pada saat mereka menyortir barang – barang bekas tersebut, hingga sampai pada proses laundry atau pencucian baju – baju bekas tersebut. Pro dan kontra pun telah banyak terjadi. Banyak yang akhirnya merasa bahwa hal menaikkan harga tersebut sudah  tidak sesuai lagi dengan makna thrift itu sendiri yang memiliki arti penghematan.

Sekarang, satu dari atasan bekas saja dapat memiliki harga atau sudah dapat dihargai hingga Rp 120.000,- atau bahkan bisa lebih mahal hingga ada menembus harga Rp 500.000,- yang mana harga tersebut tentu orang bisa mendapatkan barang atau baju baru dengan harga tersebut. Walaupun begitu, trend thrift shopping ini nyatanya masih terus berlanjut hingga saat dan masih akan sangat diminati oleh berbagai kalangan masyarakat. Melihat dari ketertarikan seseorang akan fashion – fashion yang unik juga nyatanya makin hari semakin tinggi.

Bagaimana dengan kamu sendiri? Apakah kamu juga salah satu dari sekian banyak orang yang meminati berbelanja barang-barang bekas? Tentu tidak ada salahnya untuk menikmati barang-barang bekas. Tentunya kamu juga harus tahu tujuanmu untuk membeli di thrift shopping sehingga nantinya kesenangan ini tidak menjadikan kamu sebagai orang yang konsumtif dan tetap masih berada dalam anggaran belanjamu. Selamat menikmati thrift shopping. Jangan lupa tetap berhemat ya!

Related Posts