bunga kartu kredit

Mengenal CVV Di Kartu Kredit dan Bedanya dengan CVC yang Harus Diketahui Pemilik

Kartu kredit memiliki fungsi sebagai alat pembayaran transaksi belanja di e-commerce maupun offline store. Ketika Anda menggunakannya di toko-toko fisik, pihak kasir akan memproses pembayaran via kartu kredit dengan cara menggesekkannya pada mesin EDC. Hal ini dilakukan untuk mencatat transaksi serta nomor kartu kredit secara otomatis. Lalu bagaimana dengan transaksi online? Memang ada perbedaan, karena Anda akan diminta untuk menulis informasi pembayaran terlebih dahulu sebelum transaksi kartu kredit diproses.

Nah, Anda sebagai pemilik kartu kredit harus mengetahui beberapa hal penting terkait bagian-bagian kartu multifungsi tersebut. Dengan demikian transaksi bisa berlangsung aman dan mudah dilakukan. Untuk transaksi online misalnya, Anda akan diarahkan untuk mengisi sebuah kode sebagai pemindaian transaksi akhir. Dalam kartu kredit kode tersebut dikenal dengan istilah Card Verification Value  atau Card Verification Code, kalau disingkat jadi CVV dan CVC. Untuk mengenali lebih dalam fungsi dan perbedaannya, silahkan ikuti pembahasan berikut.

Mengetahui CVV atau CVC pada Kartu Kredit?

Jangan sampai transaksi online batal hanya karena Anda tidak tahu dimana letak kode tersebut. Di kartu kredit, CVV/CVC ini ada pada tiga digit terakhir yang terletak di bagian belakang kartu. Sebenarnya tidak ada yang berbeda dari kedua kode tersebut, hanya saja pilihan nama yang digunakan oleh provider penyedia jaringan kredit. Untuk CVV digunakan oleh kartu kredit jaringan VISA, sementara istilah CVC dipakai oleh kartu kredit jaringan milik Mastercard. Keduanya adalah fitur proteksi untuk pembayaran online dan elektronik.

Menurut sejarah, Mastercard telah menggunakan fitur tersebut sejak tahun 1997 silam. Sementara VISA sedikit lebih telat karena menerapkannya sejak tahun 2001. Penggunaan fitur keamanan ini sekitar tahun 2003 diseragamkan guna memproteksi para nasabah ketika bertransaksi online. Pihak bank melalui CVV atau CVC atau pihak yang menyediakan kartu kredit akan percaya pada transaksi yang dilakukan nasabah walau jumlahnya terbilang besar. Jadi jangan heran kalau transaksi Anda ditolak karena tidak mengisi CVV atau CVC ini, bahkan pihak bank bisa memblokir kartu kredit tersebut secara otomatis. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dari bank penjamin guna menghindari kemungkinan disalahgunakannya kartu kredit tersebut. Nama lain dari CVV/CVC adalah Card Security Code (CSC), dan ini bukan nomor rahasia credit card Anda.

Selain Mastercard dan VISA, ada beberapa jenis kartu lain yang menggunakan kode keamanan ini. Diantaranya ada American Express yang menggunakan CVV, terletak di depan kartu kredit. Kalau biasanya kode CVV terdiri dari 3 digit, maka American Express menggunakan 4 digit nomor. Selain itu ada Paypal yang menambahkan kode CVV untuk keamanan. Untuk bisa memperoleh kode tersebut para nasabah harus masuk ke dashboard Paypal masing-masing.

Bagaimana Cara Menggunakannya?

Saat bertransaksi online, Anda dapat memakai kartu kredit dengan cara:

  • Menginputkan versi kartu kredit beserta nomornya
  • Tulis nama lengkap pemilik serta tanggal kadaluarsa credit card
  • Mengisi nomor identitas kartu atau CVV.

Karena berfungsi sebagai verifikasi data sewaktu transaksi online, kode CVV atau CVC ini hanya boleh diketahui oleh pemilik kartu saja. Sehingga bisa melanjutkan atau membayar tagihan kartu kredit. Kode tersebut tidak boleh sampai tersebar luas karena bisa dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab. Dengan kode CVV/CVC credit card tersebut, mereka dapat menguras uang dengan melakukan pembelian secara online.  Maka dari itu para pemilik harus menjaga kerahasiaannya karena sangat penting demi keamanan.

Berikut tips mengamankan CVV kartu kredit yang harus diikuti:

  • Untuk menghindari kejahatan pencurian data, jangan pernah simpan informasi apapun terkait credit card dalam aplikasi belanja dan ponsel.
  • Tidak memposting foto diri beserta informasi data pribadi yang berkaitan dengan kartu kredit di sosial media manapun.
  • Tidak sembarang mengisi formulir atau link yang diterima dengan alasan apapun. Anda patut curiga kalau ada pihak yang meminta untuk mengisi data credit card beserta kode CVV, termasuk alasan melakukan validasi data yang mengatasnamakan pihak penerbitnya.
  • Memblokir kartu kredit segera setelah mengetahui ada aktivitas yang mencurigakan. Biasanya akan muncul notifikasi atas setiap transaksi yang dilakukan melalui kartu kredit.

Selain masalah kode CVV/CVC, para nasabah perlu mengetahui tentang PIN yang hanya dipakai saat menarik uang di ATM. Untuk masa pembayaran, setiap penerbit credit card memberikan waktu selama 45 hari berikut dengan lama tenggangnya. Kalau ingin bebas dari biaya bunga, Anda bisa membayar dalam kurun waktu 45 hari tersebut.

Bagaimana, apakah Anda sekarang paham maksud dari CVV atau CVC yang diminta saat transaksi online dengan kartu kredit? Bisa ditarik kesimpulan bahwa fungsinya sebagai penjagaan terakhir ketika digunakan untuk kegiatan belanja di e-commerce. Tak perlu khawatir ketika Anda diminta menginputkan kode tersebut, yang penting kerahasiaannya dijaga agar kartu kredit digunakan dengan semestinya.

 


Posted

in

by