Home Bisnis dan Usaha Cara Berdagang yang Berkah menurut Nabi Muhammad SAW

Cara Berdagang yang Berkah menurut Nabi Muhammad SAW

by Lara Nifa

Pasang surut merupakan hal biasa dalam bisnis atau bisnis. Termasuk apakah mereka terkena dampak pandemi Covid-19 selama lebih dari setahun. Anggap saja sebagai ujian. Ujian untuk semua umat manusia, termasuk Anda, agar dapat menjadi lebih dekat dengan Allah SWT serta bersabar dengan kehendak-Nya. 

Dalam situasi ekonomi maupun bisnis yang sulit saat ini, banyak pengusaha yang buta. Mengambil berbagai jalan kejahatan atau menyimpang dari hukum Islam untuk menjual kembali barang-barang mereka dan meningkatkan penjualan. Faktanya, bahkan bidat tidak harus menggunakan metode yang tidak biasa agar bisnis dapat berkembang pesat. Menjadi pengusaha layaknya Nabi Muhammad SAW. Berbisnis dengan benar dan terpercaya sesuai dengan syariat Islam. Di bawah adalah tips yang digunakan oleh Nabi untuk transaksi atau bisnis yang sukses.

1. Jujur 

Kejujuran adalah salah satu ciri Nabi Muhammad. Dengan kata lain, Siddiq, yaitu jujur. Nabi selalu jujur ​​dengan perkataan dan perbuatannya, bahkan ketika ia bertindak dan berbisnis. Dia tidak pernah berbohong atau bertindak munafik. Ini juga mengurangi berat produk. Misal anda menjual 1 kg gula pasir, ya, bacaannya sebenarnya 1 kg. Tetap saja, bahkan Nabi selalu dibesar-besarkan. Jika produk bagus, Anda perlu menjelaskan bahwa produk itu bagus. Jelek artinya jelek. Oleh karena itu,  Nabi diberi julukan Al Amin yang artinya seseorang yang dapat dipercaya. Rasulullah berkata. “Sesungguhnya para saudagar (pengusaha) akan berdiri sebagai penjahat di hari kiamat, kecuali orang-orang yang bertakwa, berbuat baik, dan jujur.” (HR. Tirmidhi). Pengusaha lain perlu meniru sikap ini untuk memastikan pembeli merasa puas yang kemudian menjadi konsumen tetap melalui kepercayaan.

2. Penjualan produk terbaik bukan produk non-kualitas tinggi 

Dalam kesepakatan itu, Nabi tidak mau menjual barang-barang kalengan yang berkualitas. Ia menjual produk yang berkualitas baik supaya tidak merugikan konsumen. Selain itu, Rasulullah ingin pembeli menerima barang yang sesuai dengan harga yang telah dibayarkan. Oleh karena itu, produk-produk yang dijual Nabi selalu berkualitas tinggi. 

Dalam hadits yang diucapkan oleh Ibnu Majah, Uqba bin Amir telah mendengar Rasulullah berkata: Misalnya, Menjual barang bekas dan menjelaskan kepada calon konsumen bahwa produk tersebut tidak asli? Tidak mengakui berkata bahwa produknya dalam keadaan baik-baik saja, tapi ternyata  cacat di sana-sini. Dengan menjual produk yang berkualitas baik, pembeli pasti akan puas dengan produknya. Apalagi jika mendapatkan harga yang murah namun kualitasnya tidak murahan.

3. Ambil untung yang layak bersama Anda 

Semua pedagang dan pengusaha mau mendapat untung. Tidak ada yang ingin kalah. Masalahnya sekarang adalah beberapa penjual mencari keuntungan besar. Untuk mendapat untung besar, bisa dilakukan dengan cara yang tidak wajar atau bahkan ilegal. Misalnya, biaya produksi rendah, tetapi harga jual terlalu tinggi, barang bekas diklaim asli, dan barang disimpan dengan harga tinggi. Selama waktu itu, Nabi Muhammad tidak pernah menghasilkan banyak keuntungan. Dia hanya membuat keuntungan yang adil. Karena Nabi bukanlah mencari uang, melainkan berkah dari Allah SWT. 

 “Siapa pun yang menginginkan manfaat masa depan, kami akan meningkatkan manfaat itu, dan siapa pun yang menginginkan manfaat dunia akan berbagi manfaat dunia dengannya. Mulai sekarang dia tidak akan bahagia.” (Sura) Ash-Shuraa : 20). 

 Apa gunanya menghasilkan banyak uang dengan keuntungan dunia yang tidak wajar, tetapi bukan berkat. Pasti uang akan hilang tanpa mengetahui jejak berikut: B. Penghapusan bertahap biaya pengobatan, dll.

4. Jalankan strategi pemasaran 

Para pengusaha masa kini tidak hanya menjalankan strategi pemasaran, tetapi para Nabi terlebih dahulu menjalankannya. Pertama, pasar sasaran. Ini mencakup semua bagian dari bawah ke atas, bukan hanya target pasar tertentu. Selanjutnya, berpikirlah kreatif juga inovatif dalam menjual produk Anda. Dia memelihara hubungan baik dengan pembeli dan kolega dan memperluas bisnisnya ke setiap sudut dunia. Anda bisa mencontoh Nabi Muhammad untuk hal ini. Jika perlu, Anda dapat menambahkan beberapa strategi lain yang mengacu pada tren saat ini.

5. Jangan mudah menyerah 

Hanya yang kalah yang akan menyerah. Mudah menyerah, putus asa, dan sangat  diyakini hidupnya tidak akan berhasil. Jika bisnis atau penjualan Anda masih tenang, terimalah. Brainstorming, mengubah strategi untuk memperbaiki situasi. Tolong jangan menyerah. Buktinya adalah bahwa Nabi terus mencoba, meskipun pencobaan berulang kali. Ujian Anda mungkin tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan beliau. 

Jika Anda mengalami pandemi, resesi, atau seseorang yang membenci atau dekat dengan bisnis Anda, Anda tidak perlu marah atau mati. Namanya Kaufman, kadang sepi dan kadang ramai. Kadang menang, kadang kalah. Nikmati perjalanannya sambil mencobanya. 

“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Lihat! Orang-orang kafir itulah yang berputus asa dari rahmat Allah” (QS. Yusuf: 87).

Related Posts