Investasi merupakan salah satu cara yang dapat dicoba untuk menghasilkan penghasilan di luar pekerjaan saat ini. Untuk besar returnya bergantung pada produk yang dipilih, semakin besar maka resikonya pun tinggi. Namun cukup disayangkan, tidak semua investor berhasil memaksimalkan keuntungan dari penanaman modal. Terlalu banyak kesalahan yang dilakukan hingga akhirnya rugi dan bangkrut. Bagi Anda yang masih pemula dan tertarik melakukan investasi jenis apapun itu, sebaiknya mengetahui beberapa hal yang dapat mengacaukan investasi Anda. Kalau dibiarkan begitu saja, bisa apes lho.
Berikut ini beberapa kesalahan para investor yang harus Anda hindari dan perbaiki jika sudah terlanjur melakukannya.
Tidak Punya Tujuan Investasi
Bukan hanya hidup saja yang harus punya tujuan, tapi juga investasi. Setiap orang yang melakukan penanaman modal tentu berharap dapat keuntungan besar, tapi akan dikemanakan uang tersebut? Nah perlu dipahami bahwa para investor tidak boleh asal-asalan dalam menentukan tujuan investasinya. Sekarang saatnya Anda mencari tahu apa yang harus diwujudkan dari kegiatan tersebut sehingga keuntungan yang diperoleh pun jadi jelas targetnya.
Apakah nanti dipakai untuk tabungan pendidikan anak, biaya beli kendaraan baru, dana pensiun di hari tua, tabungan nikah, atau untuk membeli rumah? Tujuan antar satu investor dengan investor lain bisa berbeda. Namun yang pasti, inilah hal yang akan membuat Anda memaksimalkan keuntungan nilai investasi. Misalnya untuk membeli rumah, Anda tak mungkin mengandalkan investasi yang hanya 5 juta rupiah saja. Sampai 20 tahun ke depan pun tak kan cukup untuk membayar uang muka. Cara yang benar adalah menginvestasikan 5 juta per bulan selama 1-2 tahun untuk membayar uang muka dan mencicil sisanya.
Memilih Instrumen Investasi Tanpa Mempelajarinya
Di Indonesia ada berbagai macam produk investasi yang dapat digunakan. Mulai dari reksadana, emas, deposito, saham, p2p lending, obligasi, valuta asing, dan lain-lain. Setiap produk punya cara kerja masing-masing, ada yang menawarkan return kecil bersama resiko kecil maupun sebaliknya. Tingkat resiko investasi memang berbeda, sehingga harus disesuaikan dengan batas toleransi investor.
Kira-kira kenapa banyak investor yang gagal padahal mereka punya kesempatan bagus mencetak keuntungan besar? Bisa dibilang karena mereka memilih instrumen investasi tanpa mempelajarinya terlebih dahulu. Hanya asal memasukan uang tapi tak tahu cara kerjanya sampai menghasilkan keuntungan yang diinginkan. Hal inilah yang harus dipahami para investor pemula, jangan sampai melakukan hal yang sama.
Kalau ingin investasi membuahkan hasil maksimal, pelajari cara kerja, risiko, serta untung rugi dari produk yang dipilih. Perbanyak pengetahuan terkait cara meraup keuntungan besar dan baca informasi terkini mengenai instrumen investasi sesuai tujuan yang ditetapkan.
Hanya Ingin Untung Besar, Tapi Tak Mau Rugi
Ingat bahwa dalam investasi itu ada satu prinsip dasar, yaitu saat keuntungan yang ditawarkan ketika berhasil semakin besar, maka semakin besar pula kerugian yang didapat saat gagal. Hal yang dibutuhkan dalam investasi adalah keberanian Anda dalam mengambil resiko. Jangan hanya mau untungnya saja, tapi tak mau rugi. Kalau kerugian 100 ribu rupiah saja sudah bikin ketar ketir, maka Anda pasti ogah lanjut dan memilih menarik modal dari investasi tersebut.
Oleh sebab itu, siapkan mental dan keberanian sebelum memulai investasi. Semua transaksi yang dilakukan menggunakan uang asli, bukan daun. Anda tak bisa setengah-setengah melakukannya. Tetaplah semangat belajar meskipun mengalami sedikit kerugian, dan upayakan sebisa mungkin untuk mengembalikan modal yang hilang.
Menempatkan Semua Modal pada Satu Jenis Investasi
Kata-kata bijak “jangan menaruh telur di keranjang yang sama” sering kali terdengar dalam dunia investasi. Yang dimaksud dari kalimat tersebut adalah, investor seharusnya melakukan diversifikasi instrumen dan perusahaan tempat berinvestasi. Dalam praktiknya nanti akan sangat membutuhkan kemampuan money manajemen yang baik. Misalnya, Anda dapat menanam modal sebesar 40 persen di sektor properti, 25 persen manufaktur dan 35 persen ke pertambagan. Kalau ada salah satu yang mengalami kerugian, setidaknya masih ada keuntungan dari modal investasi lainnya.
Gagal Fokus dengan Target Investasi
Mungkin tujuan dari investasi yang dilakukan saat ini untuk membeli rumah, namun bagaimana ceritanya malah dipakai untuk biaya nikah. Akibatnya, Anda pun mencairkan modal tersebut, sehingga tabungan membeli rumah menjadi nol. Memang dampaknya tak kan terasa pada saat itu juga, tapi tunggu sampai beberapa waktu ke depan saat harga rumah semakin naik dan Anda belum punya tabungan yang cukup untuk membayar uang muka. Ini belum seberapa, karena masih ada kehidupan keluarga yang harus dijamin. Supaya tidak memberatkan keuangan sendiri di masa depan, Anda disarankan untuk tetap fokus pada tujuan investasi awal. Pertahankan dengan gigih sampai tujuan tersebut berhasil dicapai.
Jadi itulah hal-hal yang bisa mengacaukan investasi Anda. Pelajari dan pahami dengan baik, sebisa mungkin dihindari agar tak merugikan diri sendiri. Semoga berhasil dalam investasi yang dilakukan.